GOD… WHERE ART THOU?

Nggak tau kenapa, topik tentang TUHAN lagi nge-trend di aktifitas sehari-hari. Entah aku yang sibuk mikir sendiri, atau tiba-tiba seseorang mak-bedunduk (=tiba-tiba, bahasa Ketoprak humor euy! hehehe) ngajak aku ngobrol tentang Tuhan. Well… its a heavy but interesting subject though!

Biasanya aku ngobrol tentang Tuhan sama my dearest fiance. He is a good companion to debate things! hehehe…

Membicarakan tentang Tuhan kadang membuat kita merasa sungkan, takut jadi lancang. Tapi sebenernya buat aku sih, tergantung gimana kita ngelihatnya. Kita membicarakan Tuhan bukan untuk melawan-Nya, tapi untuk mencoba mengerti-Nya. Beda kan?

Biasanya nih, aku ngobrol tentang Tuhan sama teman-teman serumpun… dalam arti sesama Muslim atau teman-teman Katolik/Kristen. Mohon jangan disalahartikan kata SERUMPUN, maksudku disini adalah agama-agama yang sama-sama mempercayai Tuhan sebagai satu-satunya sumber dari segala sumber kekuatan, ilmu, dsb. GOD AS THE POWER OF THE UNIVERSE.

But one fine day, aku ngobrol ini dengan rekan kerja yang beragama Hindu, orang India. Entah kenapa dia tiba-tiba kok jadi melankolis dan tanya, “Do you believe in God?” Wedeeeeuuww… pertanyaan berat yang aku jawab mantap, ‘Of course! Dont you?”

Dia : “Well i was before… but not recently,”

Aku : “why?”

Dia : “For me, God is created by human so when they are in trouble they have somebody powerful to turn into,”

Aku : “God is not exist, you mean?”

Dia : “Ya…”

Aku : “Ok, tell me one thing. Can human create such a great thing like earth? Moon? Sun? you?”

Dia : nyengir... “All of it are just come naturally,”

Aku : “Automatic you mean? There should be ‘someone’ who creates all,”

Dia : “If its like that, I want to see God… if i cannot see Him how will i believe in Him?…Goddd… please show me your face!” sambil menyembah-nyembah, memohon-mohon gitu!… dasar India sableng!

Aku : “All you need to do is to see deep inside your heart, you will see God,” .. lagi sok bijaksana…

Dia : “Deep inside my heart there is one girl…” halaaahh! dasar orang India!

Aku : “Look deeper!!” ngeloyor pergi sebelum dapet jawaban lebih gila lagi!

(catatan: temenku yang satu ini memang rada-rada gendeng… jadi topik serius bisa jadi ngakak moment kalau sama dia!)

Besoknya….

Dia : “Areey yaaaar… I have look deeper, but still I cannot find God. I have excavate everything, doing rubbish removal… but still… “ ya gini ini dah… insinyur sipil sableng ngomongin Tuhan!

Dia : “Heey… you know whaat, i was always teasing my muslim Friends. I said you guys only have 1 Allah, everything is Allah. See us (hindu maksudnya), if i need money i will go to Lakshmi (Hindu Gods), if Lakshmi is busy i will go to other Gods. We have so many options! See, you guys only have 1… only Allah! Everything is Allah, Allah! For us everything is God… when we see Sun we just need to say Namaskar Sun, if we see Moon we will say Namaskar Moon.. its done!” (namaskar=hello, salam) sumpah! caranya bilang plus dengan gerakan nyembah matahari & bulan itu bikin aku ngakak sampe’ nangis-nangis!

Aku : “We are going directly to CEO, you know! If we have direct connection to CEO, why should we ask to the Department head?” 

Dia : “C’mon yaaaaar…. why you have to disturb CEO all the time? He is too busy already!”

Aku : “That is the greatness of our CEO! He can handle everything!”

Dia : “Yaa… but still, only for a piece of paper you will go to CEO? You will knock his door … Excuse me Mr. CEO, can i have a paper? ooow yaaar, he will be maaaddd at you!”

Aku : (ngakak nggak habis-habis ngeliat ekspresinya) “OK… ok, tell me one thing. You are the one who is telling that the more the chain of information, the less the accuracy of it. See, if you are asking one of the Department head a water bottle, then he only hear the water.. you will get water only! soooo? Its better direct to the CEO, your information conveyed properly!”

Dia : “Arey yaaar.. we have a structured system, and we have 3 CEO above the Gods. See how good our system are? But still, i want to see God. I want to see His face….” sambil lagi-lagi nyembah-nyembah. Ampun dah nih orang!

Aku : speechless….

Gimanapun aku ngakak gulung-gulung ROTFL ngobrol sama tuh India gendeng, pembicaraan itu sebenernya penuh arti. Seringnya kita-kita ini melihat dan ‘merasa’ Tuhan cuma dari satu dimensi, satu cara pandang. Walaupun pandangan teman Indiaku itu nggak sejalan (denganku), tapi aku jadi sadar bahwa justru dengan memahami agama orang lain dan cara pandang mereka tentang Tuhan, membuat kita justru lebih mengerti tentang Tuhan.

Manusia selalu butuh sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dirasa. Selalu butuh bukti konkrit. Payahnya, semua hal tentang Agama itu selalu abstrak. Jangankan dipegang, dirasa aja kalau kita nggak peka juga nggak bisa. Segala macam cara ditempuh untuk meraih Tuhan, CEO dari alam semesta, padahal sebenernya caranya cuma satu: percaya pada-Nya dan ngobrol-lah dengan-Nya. Tuhan sudah tahu segalanya, past-current-future. Automatic update. Tapi gimana mau ngobrol enak, kalau topik yang diangkat selalu:

  1. Tuhan, aku cinta dia…. dekatkan aku ke dia dong! (minta/ maksa?)
  2. Tuhan, hari ini aku dapet segini. Rencanaku bulan depan aku kepingin ini-itu. Mohon lancarkan usahaku ya? (apaan nih? Business proposal?)
  3. Tuhan, kenapa Engkau biarkan ini terjadi padaku?? (udah nuduh, prasangka buruk pula!)
  4. Dan lain sebagainya…

Perkataan guyon teman Indiaku yang bilang “Namaskar Sun” atau “Namaskar Moon” bikin aku justru serasa tertampar. Iya yah? Kenapa kita nggak pernah menyapa Tuhan dengan cara ‘enteng’ seperti itu? Kenapa kita nggak pernah di suatu hari yang cerah bilang:

“Hi God! You look lovely today, I can see it from the lovely morning! Thank you for your blessings,”

As simple as that. Nggak pakai permohonan. Nggak pakai embel-embel permintaan atau justru bisnis proposal.

Ngobrol dengan teman-teman lain agama sebenernya menyenangkan, asal kedua belah pihak open minded dan siap untuk diskusi, bukan berdebat. All and all, ada satu hal yang bisa aku simpulkan. Sebenernya dari agama apapun, kita ini punya tujuan yang sama: mengakui bahwa ada “The Power of the Universe” yang mengatur alam semesta dan seisinya. Bagaimanapun kita berbeda cara untuk meraih-Nya, toh tetep…. tujuan kita sama. Terus apa fungsinya berdebat apalagi menghina agama lain? Kalau kita terus-terusan gini, lama-lama Agama bukan lagi mengatur tata-cara untuk meraih Tuhan, tapi justru menjadi alasan untuk berperang dengan manusia lain dan berarti itu menentang Tuhan, kan?

Lakum diinukum waliyadiin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

2 Comments (+add yours?)

  1. Ayu
    Jan 10, 2011 @ 04:42:03

    waow…seruu!!!
    ia menyenangkan sekali dan bisa belajar banyak hal, lbh bijak, moderat memiliki teman dari banyak agama.

    Sama sist, aku sebenarnya dari SMP bergaul dg teman dari bbrp agama.
    kebanyakan katholik, kristen, dan sesama muslim.

    Ketika selesai kuliah aku malahan punya sahabat dekat yang uda seperti kakakku sendiri, dia katholik n belajar teologi.

    aku sendiri memandang agama itu hanya cara tp Tuhan ttp satu. Jadi aku tidak sependapat dg pengkotak-kotakan yang ini lebih baik. Semua tergantung kita dalam menerapkan apa yang diajarkan agama, intinya adalah kebaikan.

    Reply

  2. hanindie
    Jan 10, 2011 @ 05:46:08

    Hi Ayu,

    Thanks yah komennya. Iya bener, yang penting intinya kebaikan. Tapi agama tetep penting.. kalau enggak, kita nggak punya pegangan kan?

    Reply

Leave a comment